Karunia Ramadhan
2 min readSep 26, 2023

--

“Love yourself, before you love others”

Pastinya kita sudah tidak asing dengan kalimat tersebut. Cintailah diri sendiri, sebelum kamu mencintai orang lain. Konteks ‘cinta’ di sini luas maknanya. Tidak hanya sebatas hubungan asmara antar dua insan manusia.

Jika dipikir lagi, kalimat ini sangat tepat. Bagaimana bisa kita memberikan rasa kasih kepada makhluk lain, sedangkan kita sulit mengasihi diri sendiri. Bagaimana bisa kita menerima orang lain, sedangkan kita sulit menerima baik dan buruknya diri sendiri.

Segalanya dimulai dari dalam diri. Sudahkah kita belajar untuk menerima dan mencintai diri sendiri? Sudahkan kita belajar untuk berbuat baik pada diri sendiri? Sudahkan kita memenuhi apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri? Jika ‘Ya’, maka akan mudah bagi kita untuk mengasihi dan menerima orang lain dalam hidup sebagaimana mestinya mereka. Bukan sebagaimana inginnya kita. Jika ‘Tidak’, maka belajarlah untuk melihat ke dalam diri. Belajarlah perlahan untuk merima baik dan buruknya diri. Belajarlah perlahan untuk mengasihi diri. Belajarlah perlahan mendengarkan bisikan hati kecil ini.

Cara kita memandang dunia di luar diri adalah cerminan bagaimana kita memandang diri sendiri. Untuk itu, lihatlah diri ini dengan penuh kasih dan prasangka baik. Agar alam semesta senantiasa mengirimkan senyuman hangat dan hal-hal baik pada kita.

Tak mudah memang untuk selalu menjaga pikiran baik terhadap diri sendiri. Ada kalanya kita merasa marah dan benci dengan diri ini. Ada kalanya kita merasa kecewa dengan diri ini. Tak perlu khawatir, selama kita tidak berhenti untuk memberi rasa kasih kepada diri sendiri, maka semua akan baik-baik saja pada akhirnya. Rasa marah, benci dan kecawa adalah bagian dari perjalanan hidup yang mendewasakan dan mengajarkan kita untuk lebih dekat dengan diri sendiri. Perjalanan mencintai dan mengenal diri merupakan perjalanan panjang tanpa akhir. Oleh sebab itu, belajarlah untuk tidak mudah menyerah selama proses tersebut.

--

--